Menggali Makna dan Sejarah Hari Ibu
Penulis: Prabawati Suryaningrum, M. Pd.
Editor: M. I. Retno Andayani, S. Pd., M. Pd.
Setiap tanggal 22 Desember, Indonesia memperingati Hari Ibu sebagai momen istimewa untuk menghargai peran perempuan dalam keluarga, masyarakat, dan bangsa. Tahun ini, tema yang diangkat adalah “Perempuan Menyapa, Perempuan Berdaya, Menuju Indonesia Emas 2045.” Tema ini bukan sekadar slogan, tetapi juga pengingat akan pentingnya peran perempuan dalam mewujudkan kemajuan bangsa.
Sejarah Hari Ibu di Indonesia bermula dengan terbitnya Dekrit Presiden Nomor 316 Tahun 1959 yang ditandatangani oleh Presiden Soekarno. Dekrit tersebut menetapkan tanggal 22 Desember sebagai Hari Ibu di Indonesia. Tanggal ini dipilih karena bertepatan dengan pembukaan Kongres Perempuan Indonesia yang pertama di Yogyakarta pada tahun 1928.
Sebelum Indonesia merdeka, perempuan masih dianggap sebagai pribadi yang lemah dan kurang mandiri. Ketidakadilan ini mendorong kaum perempuan untuk menyuarakan hak-haknya. Oleh sebab itu, berdirilah berbagai organisasi perempuan. Banyak tokoh perempuan yang memperjuangkan hak, seperti Dewi Sartika, Rasuna Said, Suwarsih, Rohana Kudus, dan masih banyak lagi.
Di kalangan bawah, perempuan berjuang di bidang ekonomi, perdagangan, pertanian, peternakan, dan perikanan dalam sektor perjuangan kehidupan sehari-hari. Berbeda halnya dengan perempuan kelas atas, mereka memperjuangkan pendidikan perempuan. Mereka beranggapan bahwa keterbelakangan perempuan disebabkan oleh kurangnya kesempatan untuk bersekolah. Dengan tujuan yang sama, 30 organisasi wanita dari 12 kota di Jawa dan Sumatra sepakat mengadakan Kongres Perempuan Indonesia yang pertama. Kongres ini digelar dari tanggal 22 hingga 25 Desember 1928. Tujuan utama kongres tersebut adalah meningkatkan hak-hak perempuan di bidang pendidikan dan pernikahan. Kongres pertama ini menghasilkan beberapa keputusan, antara lain membentuk federasi organisasi perempuan bernama Perikatan Perempuan Indonesia (PPI) dan mengirimkan sejumlah tuntutan kepada pemerintah untuk memperjuangkan hak-hak perempuan.
Hari Ibu adalah pengingat bahwa perempuan memainkan peran sentral dalam kehidupan. Sebagai ibu, mereka menjadi pendidik pertama bagi anak-anaknya. Sebagai istri, mereka menjadi pendukung utama bagi pasangannya. Sebagai anggota masyarakat, mereka menjadi penggerak perubahan sosial. Tanpa peran perempuan, sulit membayangkan tercapainya keluarga harmonis dan masyarakat yang maju.
Tema "Perempuan Menyapa, Perempuan Berdaya, Menuju Indonesia Emas 2045" menyampaikan bahwa perempuan memiliki peran strategis dalam membangun bangsa. Sebagai pendidik generasi penerus, penggerak perubahan sosial, dan motor penggerak ekonomi, perempuan menjadi fondasi bagi keluarga yang harmonis dan masyarakat yang maju.
Pemberdayaan perempuan bukan hanya soal memberikan hak, tetapi juga membuka peluang bagi mereka untuk berkarya, berkontribusi, dan memimpin di berbagai sektor. Ketika perempuan diberikan ruang untuk berkembang, mereka mampu menghadirkan solusi, membawa perubahan, dan mempercepat kemajuan bangsa.
Mari jadikan momentum ini sebagai pengingat untuk mendukung perempuan dalam segala aspek kehidupan, sehingga visi Indonesia Emas 2045 dapat tercapai dengan melibatkan seluruh elemen masyarakat, termasuk perempuan yang berdaya.
Pertanyaan
1. Kapan Hari Ibu pertama kali diperingati di Indonesia dan berdasarkan keputusan apa?
2. Mengapa tanggal 22 Desember dipilih sebagai Hari Ibu di Indonesia?
3. Jelaskan makna tema "Perempuan Menyapa, Perempuan Berdaya, Menuju Indonesia Emas 2045."
4. Apa tujuan utama dari Kongres Perempuan Indonesia pertama yang diadakan pada tahun 1928?
5. Apa saja keputusan yang dihasilkan dari Kongres Perempuan Indonesia pertama?
6. Bagaimana peran perempuan dalam keluarga, masyarakat, dan bangsa menurut artikel ini?
1. Sejarah Hari Ibu di Indonesia bermula dengan terbitnya Dekrit Presiden Nomor 316 Tahun 1959 yang ditandatangani oleh Presiden Soekarno. Dekrit tersebut menetapkan tanggal 22 Desember sebagai Hari Ibu di Indonesia.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus